Rabu, 01 Januari 2014

Tahajjud Cinta Dari Lombok Untuk Indonesia



Jam menunjukkan pukul 22.00 wita biasanya adalah waktu kebanyakan orang untuk beristirahat , begitu juga di Ponpes Darul Falah. Tetapi Selasa malam 31 Desember 2013 suasana Ponpes Darul Falah sangat berbeda dan tidak seperti biasanya, lampu menyala dengan terangnya terutama dilapangan Pondok meskipun gerimis tidak henti-hentinya  namun orang-orang semakin lama semakin banyak terlihat berdatangan. Apakah karena malam ini,  malam tanggal 1 Januari 2014 ?  apakah ada perayaan tahun baru masehi di Pondok Pesantren Darul Falah? Sehingga banyak sekali orang berkumpul ditempat ini. Tentu tidak, Pondok Pesantren Darul Falah memang mengadakan acara tapi bukan untuk menyambut tahun baru melaikan acara tahunan yang kebetulan bertepatan dengan malam pergantian tahun masehi. Acara tahunan tersebut adalah Ziarah makam (Syaihuna Abhar, Pagutan, Kota Mataram Pendiri Ponpos Darul Falah) pada Rebo bontong (Hari Rabu terakhir bulan Safar).
Ziarah Makam pada Rebo bontong biasanya dilaksanakan pada siang hari rabu setiap Rabu terakhir bulan Safar. Karena pada tahun ini bertepatan dengan tanggal 1 januari 2014 maka TGH. Muammar Arafat memajukan waktu pelaksanaan acara pada malam hari selasa sampai pagi rabu. Hal ini dilatar belakangi oleh  keprihatinnya terhadap banyaknya acara-acara hiburan rakyat pada malam tahun baru, Laki-laki dan perempuan bukan suami istri berkumpul dan berhura-hura dipantai, dilapangan dan ditempat-tempat keramaian lainya sampai pagi yang katanya bermanfaat untuk menghibur masyarakat justru mendatangkan banyak masalah baru yang tidak mereka sadari.


Oleh Karena itu, maka TGH. Muammar Arafat kemudian membuat acara yang bertema “Mendekap Tahajjud Di Padang Cinta dari Lombok untuk Indonesia“ yang dirangkaikan dengan Ziarah Makam. Acara ini diawali dengan penutupan Pengajian dan diakhiri dengan ziarah kubur Syaikhunal  Abhar setelah shalat subuh bersama.
Acara ini berlangsung dengan khidmat meskipun hujan turun dengan derasnya. Tepat pukul 23.00 wita acara diawali dengan sambutan TGH. Muammar Arafat. Dalam sambutanya TGH. Muammar Arafat memberikan motivasi kepada para jam’ah bahwa ketika apa yang kita minta dan harapkan dalam doa tidak sesuai dengan kenyataaan yang terjadi maka ada tiga alasan yang menjadi penyebabnya. Pertama kita mungkin tidak bersungguh-sungguh atau pesisimis dalam meminta (Doa) sehingga apa yang kita khawatirkan itu benar-benar terjadi, kedua kita sudah bersungguh-sungguh atau optimis  dalam meminta (Doa) dan Allah memberikan jawaban berbeda yang tentunya merupakan hal terbaik untuk kita saat ini. Ketiga ada ketentuan qada dan qadar Allah yang memang sudah ditentukan akan terjadi dan sebagai makhluk Allah kita tidak punya daya dan kekuatan untuk merubahnya walaupun banyak usaha, banyak ikhtiar yang kita lakukan dan banyak berdoa kita panjatkan tetapi tetap yang kita khawatirkan terjadi.
Contoh yang sederhana menurut TGH. Muammar Arafat pada acara ini jauh sebelumnya kita sudah berusaha dan berikhtiar dengan mempersiapkan tempat, segala sesuatu dengan sebaik-baiknya untuk kelancaran acara ini, kita berdoa agar tidak ada hujan pada malam ini sehingga acara akan berlangsung dilapangan yang telah disiapkan. Tetapi Allah memberikan jawan berbeda, hujan mengguyur begitu derasnya sehingga para jam’ah bolak balik sampai tiga kali dari Lapangan Pondok ke Aula Al Abhar. Apakah kita tidak sungguh-sungguh untuk berdoa? Tapi yakinnlah,  Tegas TGH. Muammar Arafat bahwa hujan ini adalah jawaban dari doa kita sehingga orang-orang lebih nyaman berada dirumah daripada keluyuran melakukan maksiat ataupun menghabiskan malam dengan hal-hal yang sia-sia.
Setelah sambutan dari TGH. Muammar Arafat, acar dilanjutkan dengan penutupan pengajian (Pengajian umum Jam’iyah Ahli Thariqat Mu’tabarah Darul Falah, biasa ditutup dua kali dalam setahun, pertama bulan Rabi’ul awal dan kedua bulan Ramadhan)  oleh Habibunal Mukarram TGH. M. Mustiadi Abhar Pimpinan Jam’iyah Ahli Thariqat Mu’tabarah Darul Falah. Dalam pengajian TGH. M.Mustiadi Abhar Mengingatkan para jam’ah dengan datangnya bulan Rabi’ul Awwal (Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW) untuk selalu meneladani rasulullah SAW dalam segala hal sesuai dengan apa yang telah diajarkannya dan contohkan kepada kita khususnya dalam kehidupan berkeluarga tentunya tidak hanya dalam bulan ini saja, akan tetapi setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Peran orang tua dalam keluarga bagi perkembangan anak-anaknya untuk membentuk manusia yang akhlak, mengingat bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia (Al Hadits).
Habibunal Mukarram TGH. M. Mustiadi Abhar menegaskan bahwa Keteladan dan pengawasan orang tua adalah kata kunci yang memenentukan dalam hal tersebut. Keteladan berupa memberikan contoh sikap, cara beribadah dan cara bergaul sesuai dengan ajaran agama. Dengan keteladan orang tua, maka seorang anak akan mempunyai pedoman dalam kesehariannya baik dalam ibadah, sikap atau pergaulan. Pengawasan orang tua juga merupakan hal yang tak boleh disepelekan mengingat banyaknya contoh negatif yang begitu mudah didapatkan oleh anak-anak baik dari lingkungan sekitar, media cetak, media elektronik dan akses internet. Pengawasan tentunya bukan membatasi gerak-gerik dan kegiatan seorang anak untuk berkreatifitas sesuai bakat yang dimilkinya, tetapi bentuk pengawasan yang dimaksud adalah mengarahkan dan membimbing anak agar tidak salah dalam mencerna informasi  yang didapatkan sehingga bakat dan kreatifitas tersebut berjalan dengan baik dan terarah sesuai norma agama dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Setelah secara resmi Pengajian ditutup oleh Habibunal Mukarram TGH. M. Mustiadi Abhar, acara kemudian dilanjutkan dengan Istighasah sampai pukul 03.00 dini hari yang dipimpin secara bergilir oleh Tuan Guru-Tuan Guru Alumni Ponpes Darul Falah, diantaranya TGH. Muzhar Bohari pimpinan Ponpes Darun Nadwah Dasan Ketujur, TGH. Mahyudin Dasan Ketujur, TGH. Ulul Azmi Pimpinan Ponpes Abhariyah Jerneng, TGH. Ahmad Madani pimpinan Ponpes Al Madaniah Jempong, TGH. Azhari Zainiah Trong Tawah. Setelah Istighasah selesai acara dilanjutkan dengan shalat tahjjud, kemudian shalat tasbih, hajat, witir dan shalat Subuh yang dipimpin langsung oleh Habibunal Mukarram TGH. M. Mustiadi Abhar dan diakhiri dengan kuliah tujuh menit (Kultum) yang disampaikan oleh TGH. Zafrul Fauzan Tabrani putra dari TGH. Ikbal Abhar Muhyiddin yang juga merupakan pengasuh Ponpes Darul Falah.
 Pukul 05.30 acara diakhiri dengan ziarah makam Syaikhuna Abhar yang merupakan tradisi rutin setiap Rebo Bontong (hari rabu terakhir bulan safar). Ziarah dilakukan bergiliran satu per satu jam’ah dipersilahkan masuk ke Makam Syaihuna Abhar setelah itu jam’ah boleh meninggalkan lokasi acara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar